LITERASI MEDIA, APAKAH
BERBAHAYA?
Literasi media. Sahabat tercinta, tentu kalian
sering mendengar istilah literasi media? Istilah itu mungkin sudah tak asing
lagi untuk kita dengar. Mungkin kita sering mengucapkan istilah itu? Namun,
apakah para sahabat mengetahui apa itu literasi media? Baiklah, disini saya
akan sedikit mengulas mengenai hal tersebut. Literasi media merupakan kemampuan
untuk memahami, menganalisa, dan mendekonstruksi pencitraan media. Kemampuan untuk
melakukan hal ini ditujukan agar pemirsa sebagai konsumen media (termasuk
anak-anak) menjadi sadar (melek) tentang cara media dikonstruksi
(dibuat) dan diakses.
Media merupakan saluran penyampaian informasi.
Literasi media erat kaitannya dengan suatu proses komunikasi. Sahabat, apa itu
komunikasi? Seperti yang telah dibahas dalam artikel saya yang berjudul
“Definisi Komunikasi”, komunikasi dapat disimpulkan sebagai suatu proses
transmisi informasi dengan maksud dan tujuan mengubah perilaku khalayak umum.
Komunikasi terjadi karena adanya dorongan terhadap rasa ingin tahu, kebutuhan
terhadap informasi dan pencapaian terhadap suatu tujuan.
Muncul sebuah pertanyaan, apakah literasi media
berbahaya dalam suatu proses komunikasi? Komunikasi dan literasi media,
nampaknya saya perlu membuat analogi bahwa komunikasi dan literasi media
bagaikan hubungan antara langkah kaki kanan dan kiri yang berjalan beriring.
Meskipun berbeda saat melangkah, namun memiliki maksud yang sama dalam mencapai
suatu tujuan.
Everett M. Rogers (1986 ) dalam bukunya Communication Technology : The New Media In
Society, antara lain menyebutkan bahwa komunikasi diperkirakan dimulai
sejak sekitar 53.000 tahun sebelum Masehi. Pada zaman ini yang disebut sebagai
zaman cro – magnon, diperkirakan
bahasa sebagai alat berkomunikasi sudah dikenal. Tiga belas ribu tahun
kemudian, atau sekitar 22.000 SM, para ahli pra-sejarah menemukan lukisan –
lukisan dalam gua yang diperkirakan merupakan karya komunikasi manusia pada
zaman itu. Sejarah perkembangan komunikasi lebih jelas ditelusuri sejak 4000
tahun sebelum masehi.
Everett M. Rogers membagi era perkembangan komunikasi
tersebut menjadi empat yaitu :
1.
Era
komunikasi tulisan
Empat ribu tahun sebelum masehi, Bangsa Sumeria
menulis dalam lembaran tanah liat. Pada tahun 1041, Pi Sheng di Cina, menemukan
sejenis alat cetak buku yang sederhana.
2.
Era
Komunikasi Cetakan
Ditandai adanya penemuan alat mesin cetak ( metal ),
hand press oleh Guttenberg pada tahun 1456.
3.
Era
Telekomunikasi
Perkembangan era ini ditandai dengan beberapa
penemuan para ahli, seperti penemuan pesawat telepon oleh Alexander Graham
Bell pada tahun 1876 dan proses
pengiriman pesan melalui alat telegrap yang pertama oleh Samuel Morse pada
tahun 1844.
4.
Era
Komunikasi Interaktif
Pada tahun 1946, penemuan mainframe computer, ENIAC dengan 18.000 vacuum tubes oleh
Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat.
Nah, sekarang kan tahun 2014, kini kita
telah memasuki era komunikasi interaktif. Era komunikasi interaktif ini ditandai
dengan pesatnya perkembangan media dan teknologi yang mutakhir. Perkembangan
teknologi ini memberikan kontribusi yang besar terhadap perubahan perilaku
masyarakat secara meluas. Salah satu contoh kecil, gadget. “Wah, siapa yang enggak punya gadget? Mungkin para sahabat punya gadget
semua ya? Bahkan, ada yang memiliki lebih dari satu gadget dalam genggaman
tangannya. Wow.. amazing!!”
Gadget merupakan salah satu media
penyampai informasi yang memiliki daya tarik tersendiri dibanding media
komunikasi lain seperti the big five mass
medium : televisi, majalah, koran, radio dan film serta internet. Mengapa
gadget memiliki daya tarik tersendiri? Karena bentuknya yang kecil dan portable
atau mudah dibawa kemana – mana. Selain itu, gadget memiliki kelebihan dan
keistimewaan berupa spesifikasi yang lebih lengkap dan canggih dalam proses
penyampaian informasi. Gadget menyediakan fitur yang menarik selain untuk
telepon dan menerima pesan ( SMS ) saja, yaitu social media, contoh: we chat,
facebook, instagram, twitter, yahoo messanger, whats app, skype, line,
blackberry messenger ( bbm ), path, kakao talk dan lain – lain. Pada zaman
perkembangan teknologi ini, siapa yang tidak memiliki social media? Mayoritas,
memiliki social media. Kendatipun ada yang tidak memiliki yang tersebut diatas,
minimal mempunyai email, betul kan?
Perkembangan teknologi di era komunikasi
interaktif inilah yang menjadi faktor pendorong terhadap kemampuan menganalisa,
memahami dan mendekonstruksi media atau literasi media. Literasi media sering
disebut dengan istilah melek ( sadar ) media.
Ada yang berasumsi, “saya tak perlu memiliki social media, karena hal tersebut lebih banyak
kemudaratannya ( bahaya )”. Baiklah, setiap individu berhak memiliki asumsi
dan penilaian terhadap suatu objek dan kita harus menghargai perbedaan persepsi
tersebut.
Perkembangan teknologi dan implikasinya
terhadap aspek kehidupan. Hal ini dapat dianalogikan bagaikan dua sisi mata
uang. Segala hasil karya cipta manusia akan memiliki dampak positif dan
negatif.
Dampak positif literasi media terhadap perkembangan
teknologi yaitu sebagai berikut :
a.
Dapat
membantu memaksimalkan kinerja manusia.
b.
Mempermudah
dan mempercepat akses informasi.
c.
Proses
penyampaian pesan dengan interval waktu yang sangat singkat dan cepat.
d.
Teknologi
membantu jangkauan komunikasi yang lebih luas.
e.
Komunikasi
dapat dilakukan lintas negara tanpa batasan ruang dan waktu.
f.
Proses
modernisasi dan globalisasi teknologi yang semakin canggih.
g.
Memungkinkan
terjadinya akulturasi kebudayaan.
Nah, bagaikan dua sisi mata uang, literasi media
terhadap perkembangan teknologi dalam proses komunikasi juga memiliki dampak
negatif, yaitu sebagai berikut :
a.
Adanya
perubahan sosial yang cenderung lebih mengarah pada individualisme. Salah satu
contoh kecil, jika pada zaman dahulu anak – anak diajarkan untuk mengenal
permainan yang berorientasi pada kebersamaan dan kerja sama, mari kita lihat di
era perkembangan teknologi ini, anak –anak semakin sibuk dengan dunia games
online pada masing – masing gadget mereka.
b.
Pembentukkan
sikap yang lebih mengacu pada individualistik.
c.
Proses
perubahan perilaku ( behaviour ) yang signifikan.
d.
Mulai
terjadi pendegradasian ( pengikisan ) terhadap nilai – nilai warisan budaya.
e.
Karena
adanya kebebasan tanpa batas, terjadi kesulitan dalam melakukan kontrol
terhadap pola perkembangan anak.
f.
Memungkinkan
terjadinya plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain.
g.
Memungkinkan
terjadinya suatu tindakan kriminal dengan inovasi modus yang berbeda. Contoh :
tindak penipuan online shop dan lain – lain.
Setelah sedikit mengulas dampak positif dan negatif
tersebut, Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi
dampak tersebut, yaitu :
Ø Bersifat terbuka dan
transparan, namun tetap selektif dalam proses penerimaan informasi.
Ø Adanya filterisasi (
penyaringan ) terhadap nilai – nilai yang masuk ke dalam aspek kehidupan.
Ø Menentukan sikap terhadap
informasi yang diterima.
Ø Adanya controlling dan monitoring dengan
pendekatan yang bersahabat kepada anak – anak.
Ø Berlaku arif dan bijak.
Implikasi tersebut bersifat relatif, dalam
perspektif pemanfaatan perkembangan teknologi, diibaratkan seperti penggunaan
pisau. Jika kita menggunakan pisau itu untuk hal yang bermanfaat, maka akan
berfaedah, begitupun sebaliknya.
Literasi media,
mampu membuka mata masyarakat Indonesia terhadap perubahan dunia ...
***
0 comments:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.