Sunday 12 January 2014
Sunday, January 12, 2014

Literasi Media

LITERASI MEDIA, APAKAH BERBAHAYA?




Literasi media. Sahabat tercinta, tentu kalian sering mendengar istilah literasi media? Istilah itu mungkin sudah tak asing lagi untuk kita dengar. Mungkin kita sering mengucapkan istilah itu? Namun, apakah para sahabat mengetahui apa itu literasi media? Baiklah, disini saya akan sedikit mengulas mengenai hal tersebut. Literasi media merupakan kemampuan untuk memahami, menganalisa, dan mendekonstruksi pencitraan media. Kemampuan untuk melakukan hal ini ditujukan agar pemirsa sebagai konsumen media (termasuk anak-anak) menjadi sadar (melek) tentang cara media dikonstruksi (dibuat) dan diakses.

Media merupakan saluran penyampaian informasi. Literasi media erat kaitannya dengan suatu proses komunikasi. Sahabat, apa itu komunikasi? Seperti yang telah dibahas dalam artikel saya yang berjudul “Definisi Komunikasi”, komunikasi dapat disimpulkan sebagai suatu proses transmisi informasi dengan maksud dan tujuan mengubah perilaku khalayak umum. Komunikasi terjadi karena adanya dorongan terhadap rasa ingin tahu, kebutuhan terhadap informasi dan pencapaian terhadap suatu tujuan.

Muncul sebuah pertanyaan, apakah literasi media berbahaya dalam suatu proses komunikasi? Komunikasi dan literasi media, nampaknya saya perlu membuat analogi bahwa komunikasi dan literasi media bagaikan hubungan antara langkah kaki kanan dan kiri yang berjalan beriring. Meskipun berbeda saat melangkah, namun memiliki maksud yang sama dalam mencapai suatu tujuan.



Everett M. Rogers (1986 ) dalam bukunya Communication Technology : The New Media In Society, antara lain menyebutkan bahwa komunikasi diperkirakan dimulai sejak sekitar 53.000 tahun sebelum Masehi. Pada zaman ini yang disebut sebagai zaman cro – magnon, diperkirakan bahasa sebagai alat berkomunikasi sudah dikenal. Tiga belas ribu tahun kemudian, atau sekitar 22.000 SM, para ahli pra-sejarah menemukan lukisan – lukisan dalam gua yang diperkirakan merupakan karya komunikasi manusia pada zaman itu. Sejarah perkembangan komunikasi lebih jelas ditelusuri sejak 4000 tahun sebelum masehi. 

Everett M. Rogers membagi era perkembangan komunikasi tersebut menjadi empat yaitu :

1.   Era komunikasi tulisan
Empat ribu tahun sebelum masehi, Bangsa Sumeria menulis dalam lembaran tanah liat. Pada tahun 1041, Pi Sheng di Cina, menemukan sejenis alat cetak buku yang sederhana.

2.   Era Komunikasi Cetakan
Ditandai adanya penemuan alat mesin cetak ( metal ), hand press oleh Guttenberg pada tahun 1456.

3.   Era Telekomunikasi
Perkembangan era ini ditandai dengan beberapa penemuan para ahli, seperti penemuan pesawat telepon oleh Alexander Graham Bell  pada tahun 1876 dan proses pengiriman pesan melalui alat telegrap yang pertama oleh Samuel Morse pada tahun 1844.

4.   Era Komunikasi Interaktif
Pada tahun 1946, penemuan mainframe computer, ENIAC dengan 18.000 vacuum tubes oleh Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat.
        
     Nah, sekarang kan tahun 2014, kini kita telah memasuki era komunikasi interaktif. Era komunikasi interaktif ini ditandai dengan pesatnya perkembangan media dan teknologi yang mutakhir. Perkembangan teknologi ini memberikan kontribusi yang besar terhadap perubahan perilaku masyarakat secara meluas. Salah satu contoh kecil, gadget. “Wah, siapa yang enggak punya gadget? Mungkin para sahabat punya gadget semua ya? Bahkan, ada yang memiliki lebih dari satu gadget dalam genggaman tangannya. Wow.. amazing!!”
        


        Gadget merupakan salah satu media penyampai informasi yang memiliki daya tarik tersendiri dibanding media komunikasi lain seperti the big five mass medium : televisi, majalah, koran, radio dan film serta internet. Mengapa gadget memiliki daya tarik tersendiri? Karena bentuknya yang kecil dan portable atau mudah dibawa kemana – mana. Selain itu, gadget memiliki kelebihan dan keistimewaan berupa spesifikasi yang lebih lengkap dan canggih dalam proses penyampaian informasi. Gadget menyediakan fitur yang menarik selain untuk telepon dan menerima pesan ( SMS ) saja, yaitu social media, contoh: we chat, facebook, instagram, twitter, yahoo messanger, whats app, skype, line, blackberry messenger ( bbm ), path, kakao talk dan lain – lain. Pada zaman perkembangan teknologi ini, siapa yang tidak memiliki social media? Mayoritas, memiliki social media. Kendatipun ada yang tidak memiliki yang tersebut diatas, minimal mempunyai email, betul kan?
     
      Perkembangan teknologi di era komunikasi interaktif inilah yang menjadi faktor pendorong terhadap kemampuan menganalisa, memahami dan mendekonstruksi media atau literasi media. Literasi media sering disebut dengan istilah melek ( sadar ) media.
   
     Ada yang berasumsi, “saya tak perlu memiliki social media, karena hal tersebut lebih banyak kemudaratannya ( bahaya )”. Baiklah, setiap individu berhak memiliki asumsi dan penilaian terhadap suatu objek dan kita harus menghargai perbedaan persepsi tersebut.

        Perkembangan teknologi dan implikasinya terhadap aspek kehidupan. Hal ini dapat dianalogikan bagaikan dua sisi mata uang. Segala hasil karya cipta manusia akan memiliki dampak positif dan negatif.

Dampak positif literasi media terhadap perkembangan teknologi yaitu sebagai berikut :
a.   Dapat membantu memaksimalkan kinerja manusia.
b.   Mempermudah dan mempercepat akses informasi.
c.   Proses penyampaian pesan dengan interval waktu yang sangat singkat dan cepat.
d.   Teknologi membantu jangkauan komunikasi yang lebih luas.
e.   Komunikasi dapat dilakukan lintas negara tanpa batasan ruang dan waktu.
f.    Proses modernisasi dan globalisasi teknologi yang semakin canggih.
g.   Memungkinkan terjadinya akulturasi kebudayaan.

Nah, bagaikan dua sisi mata uang, literasi media terhadap perkembangan teknologi dalam proses komunikasi juga memiliki dampak negatif, yaitu sebagai berikut :
a.   Adanya perubahan sosial yang cenderung lebih mengarah pada individualisme. Salah satu contoh kecil, jika pada zaman dahulu anak – anak diajarkan untuk mengenal permainan yang berorientasi pada kebersamaan dan kerja sama, mari kita lihat di era perkembangan teknologi ini, anak –anak semakin sibuk dengan dunia games online pada masing – masing gadget mereka.
b.   Pembentukkan sikap yang lebih mengacu pada individualistik.
c.   Proses perubahan perilaku ( behaviour ) yang signifikan.
d.   Mulai terjadi pendegradasian ( pengikisan ) terhadap nilai – nilai warisan budaya.
e.   Karena adanya kebebasan tanpa batas, terjadi kesulitan dalam melakukan kontrol terhadap pola perkembangan anak.
f.    Memungkinkan terjadinya plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain.
g.   Memungkinkan terjadinya suatu tindakan kriminal dengan inovasi modus yang berbeda. Contoh : tindak penipuan online shop dan lain – lain.


Setelah sedikit mengulas dampak positif dan negatif tersebut, Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi dampak tersebut, yaitu :
Ø  Bersifat terbuka dan transparan, namun tetap selektif dalam proses penerimaan informasi.
Ø  Adanya filterisasi ( penyaringan ) terhadap nilai – nilai yang masuk ke dalam aspek kehidupan.
Ø  Menentukan sikap terhadap informasi yang diterima.
Ø  Adanya controlling dan monitoring dengan pendekatan yang bersahabat kepada anak – anak.
Ø  Berlaku arif dan bijak.

Implikasi tersebut bersifat relatif, dalam perspektif pemanfaatan perkembangan teknologi, diibaratkan seperti penggunaan pisau. Jika kita menggunakan pisau itu untuk hal yang bermanfaat, maka akan berfaedah, begitupun sebaliknya.

Literasi media, mampu membuka mata masyarakat Indonesia terhadap perubahan dunia ...


***

0 comments:

Post a Comment