Nama Tangerang menurut sumber berita tidak tertulis berasal
dari kata “Tangeran”, kata “Tangeran” dalam bahasa Sunda memiliki arti “tanda”.
Tangeran di sini berupa tugu yang didirikan sebagai tanda batas wilayah
kekuasaan Banten dan VOC, pada waktu itu.
Tangeran tersebut berlokasi dibagian barat Sungai Cisadane
(Kampung Grendeng atau tepatnya di ujung jalan Otto Iskandar Dinata sekarang).
Tugu tersebut dibangun oleh Pangeran Soegiri, salah satu putra Sultan Ageng
Tirtayasa.
Kemudian kata “Tangeran” berubah menjadi “Tangerang”
disebabkan pengaruh ucapan dan dialek dari tentara kompeni yang berasal dari
Makasar. Orang-orang Makasar tidak mengenal huruf mati, akhirnya kata
“Tangeran” berubah menjadi “Tangerang”.
Kalau mau sedikit melongok sejarah ke belakang, dulunya
Tangerang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Tangerang. Statusnya kemudian
ditingkatkan menjadi kota administratif hingga akhirnya ditetapkan sebagai
kotamadya pada 27 Februari 1993. Dasar hukumnya Undang Undang Nomor 02 Tahun
1993. Sedangkan hari jadi Kota Tangerang sendiri ditetapkan setiap
28 Februari, dan sebutan untuk
‘kotamadya’ diganti menjadi 'kota'
berlangsung sejak 2001.
TRADISI DAN KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG
(Foto : Internet)
1. FESTIVAL CISADANE adalah Program Pemerintah Kota Tangerang,
sebagai event tahunan diselenggarakan tepian sungai cisadane. Festival Cisadane
menampilkan prosesi puncak-puncak kreatifitas daerah yang merefleksikan
orisinalitas, kemandirian dan kearifan lokal, merupakan gambaran perjalanan
dinamika Kota Tangerang menuju kepada wujud persatuan dan kesatuan NKRI yang
kita dambakan.
Sesungguhnya potensi seni dan budaya yang tersebar luas
diseluruh wilayah Indonesia berkembang pesat di Kota Tangerang, ini merupakan
kekayaan sekaligus kekuatan yang tidak ternilai. Karena keberadaannya, sesama
warga masyarakat dari suatu daerah dengan daerah lainnya bisa saling mengenal,
memahami dan menghargai satu sama lain, yang berujung pada terpeliharanya
toleransi, integritas, rasa persatuan dan kesatuan.
Festival Cisadane secara filososfis dan historis lahir dari
adanya upacara Pe’cun atau lomba Perahu
Naga. Pe’cun secara harfiah berarti
mendayung perahu, yang dilatar belakangi oleh sebuah sejarah seorang pejabat
negeri Cho Dinasti Ciu di negeri Tiongkok yang bernama Khut Guan, Pejabat yang
jujur, setia kepada negara dan sangat disegani. Didalam perjalanan
kepemimpinannya beliau difitnah oleh lawan politiknya dan akhirnya diasingkan oleh Negara.
Dipengasingan Khut Guan sangat sedih
melihat Negara mengalami kehancuran semenjak ditinggalkannya, hingga akhirnya
beliau memutuskan untuk terjun ke sungai dengan mengikat batu besar ketubuh
lalu menenggelamkan diri kedalam sungai.
(Foto : Internet)
Perayaan Peh Cun juga memiliki atraksi menarik yaitu
menegakkan telur. Kegiatan tersebut dilangsungkan pada waktu Toan Ngo, antara
pukul 11.00-13.00. Toan Ngo disebut-sebut sarat dengan daya magis. Telur dapat
berdiri tegak lurus di salah satu ujung runcingnya karena kekuatan gaib. Tetapi
sebenarnya fenomena telur berdiri tegak tersebut dapat dijelaskan secara
ilmiah. Pada saat itu, matahari sedang berada di titik kulminasi terdekat
dengan bumi sehingga gaya gravitasi matahari terhadap bumi lebih besar.
(Foto : Internet)
Acara puncak ditandai dengan ritual melepaskan bebek ke
sungai. Hal tersebut melambangkan pembebasan kesialan sehingga dapat hidup
dengan damai. Setelah itu, digelar lomba perahu naga. Ada empat perahu yang
ditampilkan yaitu dua perahu naga (liong) serta dua perahu pakpak berwarna
merah dan hijau. Perahu-perahu keramat itu dibuat tahun 1912.
(Foto : Internet)
Di Tangerang lomba Pe’cun ini sudah mentradisi sejak puluhan
tahun silam dengan sungai Cisadane sebagai tempat penyelenggaraan berlangsung
dan sangat meriah, selain dari pada itu Pe’cun merupakan salah satu bentuk
keanekaragaman budaya di Indonesia yang memiliki nilai kepahlawanan dan
semangat dalam bingkai persatuan dan kesatuan masyarakat Tangerang khususnya
dan Indonesia pada umumnya.
Dalam Perkembangannya berbagai repertoar karya seni budaya
dalam suatu kesatuan penampilan juga merupakan wujud kerukunan masyarakat dalam
mengungkapkan kegembiraan, kebahagiaan, dan puji syukur atas karunia
kemerdekaan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Kehadiran ragam potensi karya seni dan
budaya.perwakilan sentra-sentra seni budaya diseluruh wilayah di Kota
Tangerang, juga merupakan wahana ekspresi, apresiasi sekaligus prestasi bagi
para pelaku budaya, Kebanggaan terhadap karya dan kreasi seni budaya sendiri,
hendaknya selalu kita kembangkan sebagai pemicu tegaknya harkat dan martabat
Bangsa.
Keterwakilan Kecamatan/Kelurahan serta sentra-sentra seni
budaya diseluruh wilayah Kota Tangerang, dimungkinkan ribuan orang setiap
harinya akan hadir dan tumpah ruah untuk menyaksikan dan menyimak penampilan
atraksi seni, gerak tari, musik, tata
busana, dan kuliner khas Tangerang serta berbagai repertoar karya seni budaya
daerah, yang mencerminkan keanekaragaman (akulturasi) dan dinamika masyarakat
Kota Tangerang.
Dengan harapan penyelenggaraan Festival Cisadane dari waktu ke waktu mendapat apresiasi dan
kesan positif dari masyarakat Tangerang dan sekitarnya. Penyelenggaraan festival Cisadane Kota Tangerang sebagai
even tahunan, menjadi unggulan sehingga dapat menarik kunjungan wisatawan
Lokal, Regional dan Internasional ke Kota Tangerang.
Festival Cisadane juga dimeriahkan dengan pertunjukan kembang api dan sinar laser. Nuansa Cina semakin terasa dengan dipasangnya 300 lampion warna-warni. Biasanya, festival juga diikuti dengan lomba dayung tingkat nasional dan lomba perahu hias. Ada pula pameran produk kuliner khas Cina Benteng (sebutan warga Tionghoa di Kota Tangerang) serta pertunjukan seni seperti barongsai dan tari naga. Ada pula penampilan kesenian khas misalnya Gambang Kromong.
Festival ini merupakan wujud apreasiasi kreativitas seni budaya dari berbagai daerah baik lokal maupun internasional. Berbagai macam acara pagelaran seni dan budaya bertumpah ruah menjadi satu, baik seni dan budaya tradisional maupun kontemporer.
Sungguh menarik, Festival Cisadane ini bagaikan sebuah refleksi perbedaan kebudayaan dan etnis yang terintegrasi dalam sebuah kearifan lokal ( local wisdom ). Hal ini menunjukkan bahwasannya masyarakat kota Tangerang merupakan masyarakat multikultural yang berakhlakul karimah sesuai dengan slogannya. Berbagai etnis hidup damai, saling menghargai dan toleransi yang tinggi terhadap perbedaan.
Festival Cisadane wujud integrasi dalam dalam sebuah kearifan lokal ...
2. TARI LENGGANG CISADANE
Menurut Muhammad Yunus Sanusi, pencipta tarian baru Lenggang Cisadane, tarian ini merupakan perpaduan musik, tari dan busana yang disarikan dari kebudayaan-kebudayaan Jawa, Sunda, Betawi, Cina dan Arab. Lenggang Cisadane merupakan perpaduan harmonisasi musik, gerak dan busana yang indah dan dipadankan dalam tarian, Lenggang Cisadane disebutkannya kaya musik pengiring yang memadukan unsur bunyi gamelan dan marawis.
Seni tari ini juga sarat sentuhan rebana. Tarian ini diiringi 13 orang yang mencirikan jumlah kecamatan di Kota Tangerang, pasalnya baru pada 2011 yang lalu diciptakan dan juga diresmikan oleh Dinas Pemuda Olahraga, Budaya, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Tangerang sebagai tari Tradisional kota Industri ini. Tarian ini mengilustrasikan kecantikan dan kelincahan gadis-gadis yang ada dikota ini. Unsur sopan santun dalam menyambut tamu juga ditampilkan, sangat lengkap untuk menggambarkan karakteristik masyarakat di kota Tangerang ini.
MAKANAN KHAS KOTA TANGERANG
Festival Cisadane juga dimeriahkan dengan pertunjukan kembang api dan sinar laser. Nuansa Cina semakin terasa dengan dipasangnya 300 lampion warna-warni. Biasanya, festival juga diikuti dengan lomba dayung tingkat nasional dan lomba perahu hias. Ada pula pameran produk kuliner khas Cina Benteng (sebutan warga Tionghoa di Kota Tangerang) serta pertunjukan seni seperti barongsai dan tari naga. Ada pula penampilan kesenian khas misalnya Gambang Kromong.
Festival ini merupakan wujud apreasiasi kreativitas seni budaya dari berbagai daerah baik lokal maupun internasional. Berbagai macam acara pagelaran seni dan budaya bertumpah ruah menjadi satu, baik seni dan budaya tradisional maupun kontemporer.
Sungguh menarik, Festival Cisadane ini bagaikan sebuah refleksi perbedaan kebudayaan dan etnis yang terintegrasi dalam sebuah kearifan lokal ( local wisdom ). Hal ini menunjukkan bahwasannya masyarakat kota Tangerang merupakan masyarakat multikultural yang berakhlakul karimah sesuai dengan slogannya. Berbagai etnis hidup damai, saling menghargai dan toleransi yang tinggi terhadap perbedaan.
Festival Cisadane wujud integrasi dalam dalam sebuah kearifan lokal ...
(Foto : hellotangerang.com)
Menurut Muhammad Yunus Sanusi, pencipta tarian baru Lenggang Cisadane, tarian ini merupakan perpaduan musik, tari dan busana yang disarikan dari kebudayaan-kebudayaan Jawa, Sunda, Betawi, Cina dan Arab. Lenggang Cisadane merupakan perpaduan harmonisasi musik, gerak dan busana yang indah dan dipadankan dalam tarian, Lenggang Cisadane disebutkannya kaya musik pengiring yang memadukan unsur bunyi gamelan dan marawis.
Seni tari ini juga sarat sentuhan rebana. Tarian ini diiringi 13 orang yang mencirikan jumlah kecamatan di Kota Tangerang, pasalnya baru pada 2011 yang lalu diciptakan dan juga diresmikan oleh Dinas Pemuda Olahraga, Budaya, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Tangerang sebagai tari Tradisional kota Industri ini. Tarian ini mengilustrasikan kecantikan dan kelincahan gadis-gadis yang ada dikota ini. Unsur sopan santun dalam menyambut tamu juga ditampilkan, sangat lengkap untuk menggambarkan karakteristik masyarakat di kota Tangerang ini.
MAKANAN KHAS KOTA TANGERANG
1. LAKSA TANGERANG
( Foto : Dokumen Pribadi)
Laksa adalah makanan khas kota Tangerang yang penuh cita
rasa. Kawasan Kuliner Laksa terletak di Jalan Jendral Sudirman depan Lembaga
Permasyarakatan ( LP ) wanita kota Tangerang, tepatnya dibelakang Novotel
Tangcity. Jika Anda berkunjung ke kota Tangerang, Anda wajib berkunjung ke
kawasan Taman Jajan Laksa.
Laksa adalah makanan berbahan dasar beras pera yang diproses
melalui metode konvensional dan waktu pembuatan yang cukup lama berkisar tiga
sampai dengan lima jam. Beras pera diperes hingga kandungan air dalam beras
tersebut kering, kemudian beras dibuat tepung untuk selanjutnya dibuat adonan
dan dicetak dengan alat konvensional, hingga membentuk seperti mie lurus
berwarna putih. Pada tahap akhir, laksa direbus hingga matang.
(Foto : Dokumen Pribadi)
Laksa mantap untuk dinikmati menggunakan kuah santan yang
khas dengan bahan dasar rempah – rempah asli Indonesia. Selain itu, ketika
laksa berada didalam rongga mulut Anda, Anda dapat merasakan cita rasa krispi
dari parutan kelapa yang digoreng lalu dilarutkan kedalam santan dengan bumbu
kunyit. Jika Anda, hobi dengan makanan pedas, Anda dapat menambahkan sambal
kedalam kuah laksa tersebut. Hmmm ... yummy bukan?
Tak perlu merogoh kocek yang cukup dalam, karena harganya
yang cukup terjangkau untuk semua kalangan. Untuk menikmati cita rasa laksa,
Anda hanya cukup mengeluarkan uang sebesar Rp. 6.000,- ( enam ribu rupiah ) setiap
porsi. Jika menggunakan telor ayam rebus Anda cukup membayar Rp. 9.000,-. Per
porsi. Bagi Anda, penikmat jeroan ayam, laksa dapat ditambahkan ati ayam dengan
harga Rp. 10.000,- per porsi. Potongan daging ayam pun dapat ditambahkan untuk
melengkapi menu spesial ini, Anda cukup mengeluarkan uang sebesar Rp. 16.000,-
per porsi.
2. KECAP BENTENG
2. KECAP BENTENG
(Foto : Obendon.com)
Usaha rumahan yang dirintis oleh Teng Hay Soey ini, sampai hari ini pengolahannya masih dilakukan dengan cara tradisional di satu rumah yang sudah dimakan usia yang mereka sebut pabrik. Kecap SH, orang biasa menyebutnya demikian, adalah “adik” kecap tulen. Kecap SH (= Siong Hin) adalah kecap dari pabrik kecap yang dirintis oleh Lo Tjit Siong pada 1920. Kecap manis sangat cocok untuk segala jenis makanan seperti sate, nasi goreng, mie goreng, bubur ayam dll.
EKSPLORASI TEMPAT WISATA DI KOTA TANGERANG
1. SITU CIPONDOH
Situ atau Danau Cipondoh berlokasi di Jalan Kyai Haji Hasyim Ashari, Kota Tangerang. Objek wisata yang dikelola oleh Forum Masyarakat Untuk Pelestarian dan Pengembangan Situ Cipondoh (FORMASI) itu memiliki fasilitas permainan yang lengkap. Biaya masuk ke situ cipondoh ini kisaran Rp. 2.000 hingga Rp. 5.000 per orang.
Danau ini, dikelilingi oleh pohon yang rindang, tempat bersantai dan tempat bermain untuk anak – anak dengan fasilitas ayunan, perosotan dan kereta mini. Situ Cipondoh dilengkapi dengan wahana permainan air seperti sepeda air, perahu boat, bebek – bebekan. Bagi Anda, para pecinta ketinggian, Danau Cipondoh juga menyediakan permainan flying fox dengan biaya sebesar Rp. 15.000 hingga Rp. 20.000,-. Selain itu, Danau Cipondoh juga menjadi tempat favorit bagi para pengunjung yang memiliki hobi memancing. Setelah Anda, refreshing dengan wahana yang ada, Anda dapat menikmati santapan disekitar danau seperti otak – otak, siomay, nasi goreng, pempek Palembang, Mie Aceh dan lain – lain. Hidangan makanan tersebut dapat Anda nikmati dengan harga terjangkau dan lezat. Yummy ... hati riang perut kenyang!!
2. DERMAGA TEMPAT PELELANGAN IKAN TANJUNG PASIR
Tempat Pelelangan Ikan Tanjung Pasir ini terletak di Desa Tanjung Pasir, Teluk Naga, Tangerang sekitar 5 kilometer dari Bandara Soekarno Hatta Tangerang. Jika Anda berwisata ke Tanjung Pasir, Anda dapat menyewa perahu untuk menyeberang ke Pulau Untung Jawa dengan biaya Rp. 20.000,- per orang. Di Pulau Untung Jawa, Anda dapat bermain wahana air seperti berenang dilaut, berjemur, banana boat, diving, surfing, speed boat memancing dan lain – lain. Selain itu, warga sekitar menyediakan jasa penyewaan rumah sebagai penginapan dengan biaya terjangkau. Di desa Tanjung Pasir ini juga Anda dapat berwisata ke tempat penangkaran buaya di Taman Buaya Tanjung Pasir, Jl. Tanjung Pasir, 19,3 km dari Kelenteng Tjo Soe Kong.
3. DESA SOLEAR CISOKA
Terletak di Desa Solear Kecamatan Cisoka. Objek wisata ini berada ditengah hutan Solear yang dihuni oleh fauna khas hutan ini, yakni sejenis Monyet Macca yang jumlahnya (konon) tidak pernah bertambah atau berkurang, sebanyak 32 ekor. dilengkapi sejumlah kios dan warung makan yang menyajikan makanan tradisional.
4. STADION BENTENG TANGERANG
Stadion Benteng Tangerang terletak di Jalan TMP Taruna. Mengapa dinamakan Stadion Benteng? Sesuai dengan julukan Kota Tangerang sebagai Kota Benteng, sehingga istilah benteng ini lekat kaitannya dengan masyarakat Tangerang. Stadion ini diresmikan pada tanggal 11 Januari 1989. Luas bangunan 4000 meter persegi dengan kapasitas 25.000 penonton baik tribun maupun VIP. Stadion ini merupakan home base Persita dan Persikota Tangerang.
WISATA RELIGI DI KOTA TANGERANG
1. MASJID PINTU SERIBU
Di Kota Tangerang, Banten terdapat Masjid Pintu Seribu Nurul Yakin di Kampung Bayur Kelurahan Periuk Jaya, Kecamatan Periuk kota Tangerang. Masjid yang didirikan tahun 1960 oleh al Faqir Mahdi asal Batu Ceper, Tangerang, ini memiliki daya tarik tersendiri sebagai objek wisata religius karena keunikan arsitektur bangunan dan cerita yang didalamnya. Masjid ini mempunyai banyak sekali pintu, orang yang masuk Masjid ini akan sulit keluar melalui pintu yang sama.
2. MASJID RAYA AL AZHOM
Masjid ini terletak di Jalan Satria Sudirman No. 1Bentuk dan desain arsitektur masjid ini unik, dengan atap gedung berbentuk melengkung tanpa tiang tengah. Inilah satu-satunya Masjid di Indonesia yang dibangun dengan desain arsitektur tanpa tiang. Di dalamnya terdapat sebuah bedug terbesar di Indonesia yang menjadi salah satu ciri khas Masjid Raya Al A’Zhom. Dibangun diatas tanah seluas 2,225 hektar dengan luas bangunan 5.775 m2 terdiri dari lantai bawah 4.845,08 M2 dan lantai atas 909.92 M2 berkapasitas 15.000 jemaah, berfungsi bukan semata tempat beribadah sholat, tetapi juga sebagai pusat penyiaran pengkajian dan pusat Informasi dan kegiatan sosial.
3. MUSEUM BENTENG HERITAGE
Museum yang dibangun pada tahun 2009 dan diresmikan pada tanggal 11 November 2011 oleh Udaya Halim hasil restorasi bangunan yang telah ada tanpa mengurangi keaslian bangunan ini. Dimuseum ini banyak terdapat kumpulan koleksi botol kecap Benteng yang diproduksi di Tangerang, ornamen dan artefak sejarah etnis Tionghoa Tangerang atau sering disebut Cina Benteng. Museum ini terletak di kota Benteng, Tangerang, tepatnya di Jalan Cilame No 18 Pasar Lama Tangerang. Jika Anda ingin berkunjung ke tempat ini, Anda cukup membayar sebesar Rp. 20.000,- untuk dewasa, Rp. 15.000,- untuk mahasiswa dan Rp. 50.000,- untuk turis asing.
TEMPAT BERSEJARAH DI KOTA TANGERANG
1. BENDUNGAN PINTU SEPULUH TANGERANG
Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane atau sering disebut Bendungan Pintu Air Sepuluh. Bendungan ini terletak di Jalan K.S. Tubun Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Tangerang. Letak Geografis bendungan berada di 106.37'42.2"BT dan 06.09'34.6"LS. Bendungan Pintu Air Sepuluh memiliki sepuluh buah pintu air yang lebarnya masing-masing sepuluh meter.
Konstruksi beton sepanjang 125 meter yang merentang di sungai Cisadane ini dibangun penguasa Belanda pada tahun 1927 dan mulai digunakan tahun 1932. Bendungan Pintu Air Sepuluh ini digunakan untuk diolah menjadi air minum dan mengairi areal persawahan seluas 40.000 ha lebih yang meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kabupaten Serang dan DKI Jakarta.
Pintu-pintu air ini masih digerakkan oleh mesin-mesin tua HEMAAF warisan Belanda berkekuatan 6000 Watt yang seusia dengan umur bendungan pintu air sepuluh ini. Ada lima buah mesin penggerak pintu yang masing-masing menggerakkan dua buah pintu air.
2. PERKAMPUNGAN CINA
Banten memiliki banyak pecinan (perkampungan Cina) yang tersebar di sejumlah daerah, salah satunya di wilayah Kecamatan Teluk Naga sebagai tempat pertama yang didatangi orang Tionghoa yang dipimpin Tjien Tjie Lung (Halung). Mereka mendarat melalui Muara Sungai Cisadane yang sekarang Populer di beri nama Teluk Naga pada tahun 1407. Di daerah inilah kini terdapat beberapa Vihara dan Klenteng, tempat peribadatan agama Budha dan Konghucu.
Pecinan dan Vihara juga terdapat di Tegal Pasir (kali Pasir), Sukasari Tangerang, daerah yang menjadi tempat pendaratan orang Tionghoa gelombang kedua yang diusir oleh VOC dari Batavia tahun 1740. Di sinilah kemudian Pemerintah Hindia Belanda mendirikan perkampungan Tionghoa yang dikenal dengan nama Petak Sembilan. Para penghuni Perkampungan Petak Sembilan secara gotong royong mendirikan sebuah Kelenteng pada tahun 1684 yang di beri nama Kelenteng Boen San Bio atau vihara Nimmala. Kelenteng ini diyakini sebagai salah satu kelenteng tertua di Indonesia dan hingga saat ini banyak dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah.
TANGERANG SEBAGAI PINTU MASUK INDONESIA
BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA
Pintu gerbang masuk ke kota Tangerang adalah Bandara, baik turis domestik maupun internasional. Ketika Anda menginjakkan kaki di Bandara Soekarno Hatta, maka Anda memulai langkah Anda dari Kota Benteng Tangerang. Bandar Udara Soekarno Hatta terletak di Cengkareng, Tangerang, Banten. Proses penamaan bandara ini sesuai dengan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama, sang proklamator, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Bandara Soekarno Hatta memiliki luas 18 Km2. Bandara Soekarno Hatta beroperasi tahun 1985 dan dikelola oleh PT. Angkasa Pura II.
Patung proklamator Soekarno Hatta merupakan ikon saat Anda memasuki pintu gerbang Bandara Soekarno Hatta. Patung sang proklamator ini diresmikan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) pada tanggal 29 Agustus 2008. Patung ini memiliki tinggi 7,8 meter dan dasar pijakan patung setinggi 4,8 meter. Semoga jasa founding father selalu dikenang sepanjang zaman.
EKSPLORASI TEMPAT WISATA DI KOTA TANGERANG
1. SITU CIPONDOH
( Foto : Kompas.com)
Situ atau Danau Cipondoh berlokasi di Jalan Kyai Haji Hasyim Ashari, Kota Tangerang. Objek wisata yang dikelola oleh Forum Masyarakat Untuk Pelestarian dan Pengembangan Situ Cipondoh (FORMASI) itu memiliki fasilitas permainan yang lengkap. Biaya masuk ke situ cipondoh ini kisaran Rp. 2.000 hingga Rp. 5.000 per orang.
Danau ini, dikelilingi oleh pohon yang rindang, tempat bersantai dan tempat bermain untuk anak – anak dengan fasilitas ayunan, perosotan dan kereta mini. Situ Cipondoh dilengkapi dengan wahana permainan air seperti sepeda air, perahu boat, bebek – bebekan. Bagi Anda, para pecinta ketinggian, Danau Cipondoh juga menyediakan permainan flying fox dengan biaya sebesar Rp. 15.000 hingga Rp. 20.000,-. Selain itu, Danau Cipondoh juga menjadi tempat favorit bagi para pengunjung yang memiliki hobi memancing. Setelah Anda, refreshing dengan wahana yang ada, Anda dapat menikmati santapan disekitar danau seperti otak – otak, siomay, nasi goreng, pempek Palembang, Mie Aceh dan lain – lain. Hidangan makanan tersebut dapat Anda nikmati dengan harga terjangkau dan lezat. Yummy ... hati riang perut kenyang!!
2. DERMAGA TEMPAT PELELANGAN IKAN TANJUNG PASIR
( Foto : Dokumen Pribadi)
Tempat Pelelangan Ikan Tanjung Pasir ini terletak di Desa Tanjung Pasir, Teluk Naga, Tangerang sekitar 5 kilometer dari Bandara Soekarno Hatta Tangerang. Jika Anda berwisata ke Tanjung Pasir, Anda dapat menyewa perahu untuk menyeberang ke Pulau Untung Jawa dengan biaya Rp. 20.000,- per orang. Di Pulau Untung Jawa, Anda dapat bermain wahana air seperti berenang dilaut, berjemur, banana boat, diving, surfing, speed boat memancing dan lain – lain. Selain itu, warga sekitar menyediakan jasa penyewaan rumah sebagai penginapan dengan biaya terjangkau. Di desa Tanjung Pasir ini juga Anda dapat berwisata ke tempat penangkaran buaya di Taman Buaya Tanjung Pasir, Jl. Tanjung Pasir, 19,3 km dari Kelenteng Tjo Soe Kong.
3. DESA SOLEAR CISOKA
Terletak di Desa Solear Kecamatan Cisoka. Objek wisata ini berada ditengah hutan Solear yang dihuni oleh fauna khas hutan ini, yakni sejenis Monyet Macca yang jumlahnya (konon) tidak pernah bertambah atau berkurang, sebanyak 32 ekor. dilengkapi sejumlah kios dan warung makan yang menyajikan makanan tradisional.
4. STADION BENTENG TANGERANG
Stadion Benteng Tangerang terletak di Jalan TMP Taruna. Mengapa dinamakan Stadion Benteng? Sesuai dengan julukan Kota Tangerang sebagai Kota Benteng, sehingga istilah benteng ini lekat kaitannya dengan masyarakat Tangerang. Stadion ini diresmikan pada tanggal 11 Januari 1989. Luas bangunan 4000 meter persegi dengan kapasitas 25.000 penonton baik tribun maupun VIP. Stadion ini merupakan home base Persita dan Persikota Tangerang.
WISATA RELIGI DI KOTA TANGERANG
1. MASJID PINTU SERIBU
( Foto : Dokumen Pribadi)
Di Kota Tangerang, Banten terdapat Masjid Pintu Seribu Nurul Yakin di Kampung Bayur Kelurahan Periuk Jaya, Kecamatan Periuk kota Tangerang. Masjid yang didirikan tahun 1960 oleh al Faqir Mahdi asal Batu Ceper, Tangerang, ini memiliki daya tarik tersendiri sebagai objek wisata religius karena keunikan arsitektur bangunan dan cerita yang didalamnya. Masjid ini mempunyai banyak sekali pintu, orang yang masuk Masjid ini akan sulit keluar melalui pintu yang sama.
2. MASJID RAYA AL AZHOM
Masjid ini terletak di Jalan Satria Sudirman No. 1Bentuk dan desain arsitektur masjid ini unik, dengan atap gedung berbentuk melengkung tanpa tiang tengah. Inilah satu-satunya Masjid di Indonesia yang dibangun dengan desain arsitektur tanpa tiang. Di dalamnya terdapat sebuah bedug terbesar di Indonesia yang menjadi salah satu ciri khas Masjid Raya Al A’Zhom. Dibangun diatas tanah seluas 2,225 hektar dengan luas bangunan 5.775 m2 terdiri dari lantai bawah 4.845,08 M2 dan lantai atas 909.92 M2 berkapasitas 15.000 jemaah, berfungsi bukan semata tempat beribadah sholat, tetapi juga sebagai pusat penyiaran pengkajian dan pusat Informasi dan kegiatan sosial.
3. MUSEUM BENTENG HERITAGE
( Foto : Kompasiana.com)
Museum yang dibangun pada tahun 2009 dan diresmikan pada tanggal 11 November 2011 oleh Udaya Halim hasil restorasi bangunan yang telah ada tanpa mengurangi keaslian bangunan ini. Dimuseum ini banyak terdapat kumpulan koleksi botol kecap Benteng yang diproduksi di Tangerang, ornamen dan artefak sejarah etnis Tionghoa Tangerang atau sering disebut Cina Benteng. Museum ini terletak di kota Benteng, Tangerang, tepatnya di Jalan Cilame No 18 Pasar Lama Tangerang. Jika Anda ingin berkunjung ke tempat ini, Anda cukup membayar sebesar Rp. 20.000,- untuk dewasa, Rp. 15.000,- untuk mahasiswa dan Rp. 50.000,- untuk turis asing.
TEMPAT BERSEJARAH DI KOTA TANGERANG
1. BENDUNGAN PINTU SEPULUH TANGERANG
(Foto : Kompasiana.com)
Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane atau sering disebut Bendungan Pintu Air Sepuluh. Bendungan ini terletak di Jalan K.S. Tubun Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Tangerang. Letak Geografis bendungan berada di 106.37'42.2"BT dan 06.09'34.6"LS. Bendungan Pintu Air Sepuluh memiliki sepuluh buah pintu air yang lebarnya masing-masing sepuluh meter.
Konstruksi beton sepanjang 125 meter yang merentang di sungai Cisadane ini dibangun penguasa Belanda pada tahun 1927 dan mulai digunakan tahun 1932. Bendungan Pintu Air Sepuluh ini digunakan untuk diolah menjadi air minum dan mengairi areal persawahan seluas 40.000 ha lebih yang meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kabupaten Serang dan DKI Jakarta.
Pintu-pintu air ini masih digerakkan oleh mesin-mesin tua HEMAAF warisan Belanda berkekuatan 6000 Watt yang seusia dengan umur bendungan pintu air sepuluh ini. Ada lima buah mesin penggerak pintu yang masing-masing menggerakkan dua buah pintu air.
2. PERKAMPUNGAN CINA
Banten memiliki banyak pecinan (perkampungan Cina) yang tersebar di sejumlah daerah, salah satunya di wilayah Kecamatan Teluk Naga sebagai tempat pertama yang didatangi orang Tionghoa yang dipimpin Tjien Tjie Lung (Halung). Mereka mendarat melalui Muara Sungai Cisadane yang sekarang Populer di beri nama Teluk Naga pada tahun 1407. Di daerah inilah kini terdapat beberapa Vihara dan Klenteng, tempat peribadatan agama Budha dan Konghucu.
Pecinan dan Vihara juga terdapat di Tegal Pasir (kali Pasir), Sukasari Tangerang, daerah yang menjadi tempat pendaratan orang Tionghoa gelombang kedua yang diusir oleh VOC dari Batavia tahun 1740. Di sinilah kemudian Pemerintah Hindia Belanda mendirikan perkampungan Tionghoa yang dikenal dengan nama Petak Sembilan. Para penghuni Perkampungan Petak Sembilan secara gotong royong mendirikan sebuah Kelenteng pada tahun 1684 yang di beri nama Kelenteng Boen San Bio atau vihara Nimmala. Kelenteng ini diyakini sebagai salah satu kelenteng tertua di Indonesia dan hingga saat ini banyak dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah.
TANGERANG SEBAGAI PINTU MASUK INDONESIA
BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA
Pintu gerbang masuk ke kota Tangerang adalah Bandara, baik turis domestik maupun internasional. Ketika Anda menginjakkan kaki di Bandara Soekarno Hatta, maka Anda memulai langkah Anda dari Kota Benteng Tangerang. Bandar Udara Soekarno Hatta terletak di Cengkareng, Tangerang, Banten. Proses penamaan bandara ini sesuai dengan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama, sang proklamator, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Bandara Soekarno Hatta memiliki luas 18 Km2. Bandara Soekarno Hatta beroperasi tahun 1985 dan dikelola oleh PT. Angkasa Pura II.
Patung proklamator Soekarno Hatta merupakan ikon saat Anda memasuki pintu gerbang Bandara Soekarno Hatta. Patung sang proklamator ini diresmikan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) pada tanggal 29 Agustus 2008. Patung ini memiliki tinggi 7,8 meter dan dasar pijakan patung setinggi 4,8 meter. Semoga jasa founding father selalu dikenang sepanjang zaman.
Masih banyak hal hal lain mengenai kota Tangerang, namun terasa kurang jika kita tidak mengetahui Hotel atau tempat bermalam di Tangerang, maka dari itu penulis memberikan informasi mengenai Hotel yang ada di wilayah Kota Tangerang. Silakan KLIK DISINI untuk mengetahui info Hotel yang ada.
Selain itu penulis akan membahas mengenai Kota Tangerang Selatan di Postingan Selanjutnya. Silakan KLIK DISINI untuk pembahasan mengenai Kota Tangerang Selatan.
Selain itu penulis akan membahas mengenai Kota Tangerang Selatan di Postingan Selanjutnya. Silakan KLIK DISINI untuk pembahasan mengenai Kota Tangerang Selatan.
Kota Tangerang juga banyak meraih penghargaan baik tingkat nasional maupun internasional, jika anda ingin mengetahui penghargaan yang diraih Kota Tangerang silakan KLIK DISINI.
0 comments:
Post a Comment