Mimpi Sejuta Dollar Merry Riana

Judul Buku         : Mimpi Sejuta Dollar

Penulis                 : Alberthiene Endah
Penerbit               : PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan               : 13, Oktober 2013
Tebal                    : XIII + 362 Halaman
ISBN                    : 978-979-22-7481-3

Buku true story Merry Riana yang berjudul “Mimpi Sejuta Dollar” ini merupakan novel karya Alberthiene Endah. Ia adalah penulis biografi, skenario dan fiksi. Ia memulai karir menulis di majalah HIDUP pada tahun 1993. Kemudian pada tahun 1994 hingga 2004 menjadi redaktur di majalah Femina. Sejak tahun 2004 hingga tahun 2009, ia menjadi Pemimpin Redaksi Majalah PRODO. Sejumlah biografi telah ia tulis, diantaranya Seribu Satu KD, Panggung Hidup Raam Punjabi, Dwi Ria Latifa : Berpolitik dengan Nurani, Venna Melinda’s Guide to Good Living, Anne Avantie : Aku Anugerah dan Kebaya, Titiek Puspa : Never Ending Diva, Chrisye : sebuah Memoar Musikal, Krisdayanti : My Life My Secret, The Last Words of Chrisye : Jejak Batin Jenny Rachman, Probosutedjo : Saya dan Mas Harto, Ani Bambang Yudhoyono : Kepak Sayap Putri Prajurit, RAMLI 35 Tahun Berkarya. Alberthiene Endah juga membuat buku edukasi popular : 1001 Masalah Transportasi Indonesia, ditulis bersama DR. Ir. Bambang Susantono MSE, MSCP, Wakil Menteri Perhubungan dan I.M. Eddy Soetrisno : There is No Shortcut to Success. Selain itu, Sarjana Sastra Belanda Universitas Indonesia ini telah menghasilkan sejumlah novel bestseller yaitu : Jodoh Monica, Dicintai Jo, Cewek Matre, Selebriti, Nyonya Jetset dan serial remaja Rockin Girl. Salah satu novelnya yang berjudul Jangan Beri Aku Narkoba mendapat penghargaan khusu dari Badan Narkotika Nasional (BNN ) dan meraih gelar juara pertama Adikarya Award 2005 dari IKAPI.

Novel Mimpi Sejuta Dollar ini, dikemas apik dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Novel ini disajikan dengan diksi atau pemilihan kata yang tepat dan mudah dicerna oleh pembaca dari semua kalangan. Alberthiene Endah menyajikan plot novel ini  dengan alur cerita maju, sehingga lebih mudah dipahami. Bagian yang menarik dari buku ini ialah kalimat yang bersifat motivasi dan inspirasi bagi pembaca diperbesar hingga mencapai satu halaman. Kata – kata yang digunakan dalam novel ini lebih ringan dan mudah dimengerti khalayak umum. Novel ini memiliki keunikan yang sangat khas dibanding novel lain. Keunikan itu ialah sebelum mengulas sub bahasan, selalu disediakan prolog yang penuh dengan kata – kata inspiratif. Untuk sebuah biografi yang ditulis bukan oleh tokohnya sendiri, buku ini cukup baik menceritakan dan menggambarkan perjuangan tokoh di dalamnya.

IKHTISAR ISI BUKU “MIMPI SEJUTA DOLLAR”

Merry Riana adalah seorang keturunan Tionghoa, berawal ketika kerusuhan tahun 1998. Kala itu, ibukota layaknya sebuah neraka dunia. Terutama untuk mereka yang punya keturunan cina. Bukan hanya tokonya dijarah, tapi mereka yang tionghoa menjadi bulan-bulanan perusuh, dikambinghitamkan atas fenomena krisis moneter saat itu.

Di saat yang sama, Merry remaja baru saja berbahagia merayakan kelulusan SMA. Ia bersama lulusan Santa Ursula lainnya seakan menyambut gerbang menuju mimpi yang sudah meraka susun. Tak terkecuali Merry yang bercita-cita melanjutkan studi ke PTN ternama di Indonesia. Ia sudah membayangkan menjadi seorang mahasiswi dengan kehidupan kampus yang menyenangkan.

Tapi semua cita-cita itu harus dipendam dalam-dalam. Dengan kondisi yang sangat mencekam itu, banyak warga tionghoa yang akhirnya memutuskan untuk mengungsi sementara ke luar negeri. Orang tua Merry pun berpikiran begitu. Mereka sangat mengkhawatirkan putrinya. Maka dengan berat hati, Merry harus menerima rencana baru dari orang tuanya: melanjutkan studi di Singapura. Meskipun bukan keluarga kaya, mereka memberanikan diri melepas Merry ke Singapura dengan biaya seadanya dan dengan bantuan pinjaman biaya kuliah dari bank Singapura. Sebuah langkah yang bahkan tidak pernah terpikirkan oleh keluarga sederhana itu.

Tetapi, keputusan Merry untuk mengikuti keinginan orang tuanya itu, meski sangat berat, justru menjadi pintu menuju kehidupannya yang baru. Seperti membuka pintu gerbang kehidupan yang tak pernah ia rencanakan bahkan ia bayangkan sebelumnya.

Kehidupan di kampus Nanyang Technology University dilalui Merry dengan penuh perjuangan. Bukan hanya sekali ia harus mati-matian bertahan hidup dengan makanan yang sangat sederhana. Bagaimana tidak? Sementara orang tuanya di tanah air membanting tulang mencari nafkah di tengah krisis, ia hanya mendapat kiriman uang yang sangat terbatas. Di Indonesia, dengan uang yang sama mungkin Merry bisa hidup sejahtera. Namun di Singapura, yang dikenal tinggi biaya hidupnya, makan siang dengan sayur tahu di kantin asrama adalah makanan mewah baginya untuk beberapa tahun di NTU. Sisanya, ia sumpal perutnya dengan mie instan atau roti. Ia pun tidak mungkin meminta lebih pada orang tuanya dan hanya bisa “memberi kabar baik” tiap kali berkomunikasi dengan tanah air. Merry tidak memberitahukan kondisi buruknya di Negeri Singa yang ia alami pada orang tuanya, karena ia tahu itu akan menjadi beban finansial dan beban psikis tersendiri bagi orang tuanya.

Hebatnya ia, getir kehidupan selama masa krisis moneter di negeri orang itu bukan dijawab dengan keluhan dan kesedihan. Semua kesusahan itu menjadi lecutan baginya untuk membuat dan mencapai sebuah mimpi besar: mencapai kebebasan finansial di usia muda. Ya, Mimpi Sejuta Dolar.

Salah satu cara untuk mendapatkan kebebasan finansial yang ia lakukan adalah bekerja disela – sela jam kuliah yang sangat padat, yaitu sebagai pembagi brosur sebuah biro jodoh dengan upah 3 sampai 5 dollar per jam, pembagi brosur usaha laundry dengan upah 50 Dollar per hari, pelayan florist dengan upah beberapa ratus dollar yang akan ia terima setiap minggu, dan pelayan banquet disebuah hotel pada weekend, bekerja dari jam tujuh hingga jam sebelas malam dengan upah 25 Dollar. Jiwa entrepreneurship yang telah terpupuk dalam hati Merry sangat luar biasa, ketika masih duduk dibangku kuliah, ia mencoba untuk berwirausaha seperti mengikuti bisnis Multi Level Marketting (MLM), bisnis produk kesehatan Tianshi yang saat itu belum menjamah pasar Singapura. Bisnis yang ia jalani mengalami kegagalan, karena keterbatasan finansial dan pengetahuan. Walau mengalami kerugian beberapa dollar yang ia tabung selama ini, Merry tetap tegar dan bangkit.

Sebuah pengalaman bekerja sebagai pegawai magang di sebuah perusahaan membentuk sebuah opini baru dalam benaknya. Ia berpikir bahwa menjadi pegawai bukan jalan yang sesuai dengan mimpinya. Karena menurutnya, menjadi pegawai adalah karir yang pasti punya “batas”. Batas yang pasti mencegahnya dari mencapai mimpi sejuta dollarnya. Maka dengan penuh pertaruhan, Merry bersama Alva, teman kuliahnya yang kelak menjadi suaminya, memutuskan untuk berjuang dalam dunia wirausaha. Mereka memutuskan untuk menapaki usaha Financial Consulting yang diawali dari tingkatan sales produk keuangan yang memasarkan produknya di tempat umum. Bisa dibayangkan betapa berat tanggapan lingkungan yang harus ia hadapi. Salah satu lulusan Teknik Elektro  terbaik NTU justru memutuskan untuk menjadi sales.

Merry memulai karir sebagai sales dari titik nol. Merry bukanlah ahli dibidang itu, ia memiliki banyak keterbatasan. Keterbatasan seperti kurangnya kemampuan berkomunikasi dan kemampuan berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Profesi sebagai seorang sales bukanlah profesi yang mudah dijalani meskipun terkadang dipandang sebelah mata. Profesi ini membuat mental down dan mengalami 1001 penolakan. Selain dikejar target, ada beberapa hal terpenting yang harus dipelajari yaitu bagaimana membuat orang mendengar, membeli produk dan deal untuk melakukan kegiatan transaksional. Namun, Merry dan Alva saling melengkapi dan menguatkan. Sinergi antara Alva dan Merry seperti memberikan sebuah energi positif bagi perkembangan karir keduanya. Alva adalah orang yang selalu berkutat dengan strategi, sedangkan Merry adalah penggerak dalam pola rancangan strategi yang dibuat oleh Alva. Merry bekerja dengan metode street prospecting, memberikan prospek ditempat umum dengan jam kerja lebih dari dua belas jam dan  target dua puluh presentasi dalam sehari.

 Tapi ternyata, keputusan itu adalah keputusan yang benar. Menanjaki karir sebagai financial consultant dari nol, hingga pada umur 26 tahun, kurang lebih 4 tahun sejak kelulusannya, ia berhasil mengumpulkan satu juta dolar pertamanya. Pencapaian yang sangat luar biasa dimasa muda. MIMPI SEJUTA DOLLAR terwujud!

Merry mendapatkan sejumlah penghargaan dari mancanegara karena proses pencapaian yang sangat luar biasa dalam kurun waktu yang sangat singkat. Lantas, dengan pencapaian yang sangat luar biasa itu, Merry tak berhenti dalam titik stagnansi dan berleha – leha. Ia membuka sebuah kantor financial consultant dengan nama Merry Riana Organization (MRO) dengan jumlah karyawan sebanyak delapan belas orang. Selain seorang entrepreneur yang sukses dan miliarder muda, Merry Riana juga menjadi seorang motivator, penulis buku, pemenang penghargaan dan selebriti media.

Bukan hanya Sejuta Dollar yang ia dapatkan. Merry juga mendapatkan kebahagiaan yang tiada tara karena ia telah membangun biduk rumah tangga bersama teman kuliah dan rekan kerjanya, Alva Tjenderasa.

Bibliografi : Endah, Albertheine, 2013. Mimpi Sejuta Dollar. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

***