Tuesday 11 November 2014
Tuesday, November 11, 2014

KOTA TANGERANG SELATAN


KOTA TANGERANG SELATAN
CERDAS, MODERN, RELIGIUS




SEJARAH TERBENTUKNYA KOTA TANGSEL

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten tertanggal 26 November 2008. Pembentukan daerah otonom baru tersebut, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang, dilakukan dengan tujuan meningkatkan pelayanan dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta dapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah. 

Dengan 36 kecamatan luas wilayah + 1.159,05 km2 dan jumlah penduduk lebih dari tiga juta orang, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Tangerang dirasakan belum sepenuhnya terjangkau. Kondisi demikian perlu diatasi dengan memperpendek rentang kendali pemerintahan melalui pembentukan daerah otonom baru, yaitu Kota Tangerang Selatan, sehingga pelayanan publik dapat ditingkatkan guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106°38’ – 106°47’ Bujur Timur dan 06°13’30” – 06°22’30” LintangSelatan dan secara administratif terdiri dari 7 kecamatan, 49 kelurahan dan 5 desa dengan luas wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha. Visi Kota Tangerang Selatan adalah : 
“Terwujudnya Kota Tangerang Selatan yang Mandiri, Damai dan Asri”.


BSD CITY SEBAGAI IKON KOTA MANDIRI DAN UNGGUL



Kota BSD atau lekat yang sering kita dengar dengan singkatan Bumi Serpong Damai adalah kota mandiri yang terletak di Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan. Bumi Serpong Damai dikelola oleh pihak developer Sinar Mas Land yang bekerja dibidang property. Slogan BSD City adalah “Big City Big Opportunity”. Slogan ini guna mempromosikan kota BSD. Sebagai kota yang mandiri, kota BSD lebih mengacu pada proyek pengembangan dibidang Residensial, Komersial dan Office Park.

Kawasan residensial kota BSD menawarkan perumahan mewah dan megah dengan fasilitas yang lengkap dan akses transportasi yang mudah yaitu Residence One, dekat dengan sekolah Binus School, pusat perbelanjaan BSD Plaza, ITC BSD, BSD Junction dan Rumah Sakit Medika BSD. Kemudian, kawasan perumahan elite selanjutnya adalah Anggrek Loka, Nusa Loka dan Puspita Loka yang dekat dengan sekolah Al Azhar BSD, Cikal Harapan BSD, Stella Maris BSD, Santa Ursulla BSD, Saint Jhon School, Sinar Mas School dan pusat perbelanjaan ITC BSD, Teras Kota, Giant BSD, BSD Square serta Rumah Sakit Eka Hospital. Kawasan perumahan elite berikutnya adalah Perumahan Damai Indah Golf yang dekat dengan sekolah dan pusat perbelanjaan Mall WTC Matahari, Giant Villa Melati Mas dan kawasan wisata menarik Ocean Park dengan luas sekitar 7,5 hektar.

Sesuai dengan slogan kota BSD “Big City Big Opprotunity”, BSD menjadi kawasan komersial yang dilengkapi dengan akses transportasi yang mudah seperti Feeder Busway Trans BSD City dengan rute area Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat yang menunjang aksesibilitas dan mobilitas official park di BSD seperti German Center, Wisma BCA, Komplek Pergudangan Taman Tekno BSD, BFI Finance dan Sinar Mas Land.

Selain mengacu pada proses pembangunan dibidang komersial, office park dan residensial, kota BSD juga mengembangkan pembangunan dibidang pendidikan yang ditandai dengan adanya sekolah dan universitas dengan standar pendidikan yang bertaraf Internasional seperti Stella Maris School, Santa Ursula, Binus School, Al Azhar, Saint Jhon School, Universitas Prasetya Mulya BSD, Swiss German University ( SGU ), Universitas Multimedia Nusantara ( UMN ).

 

Ikon Kota BSD City yang menarik adalah Air Mancur BSD City di Jalan Pahlawan Seribu tepat berada diseberang BSD Plaza dan Perumahan Damai Indah Golf. Jika malam hari, gemercik air seakan menari bersama dengan pendar cahaya lampu kendaraan. Sungguh pemandangan yang indah.






EKSPLORASI TEMPAT WISATA BERSEJARAH DI KOTA TANGERANG SELATAN

1. MONUMEN LENGKONG






( Foto : Dokumen Pribadi )


Tempat peringatan bersejarah di kota Tangerang Selatan  adalah Monumen Lengkong. Monumen ini terletak di dekat air mancur BSD belakang Mc Donald, sebelah kiri jalan menuju Perumahan Damai Indah Golf. Monumen tersebut merupakan salah satu tempat bersejarah yang didirikan untuk memperingati Peristiwa Pertempuran Lengkong 25 Januari 1946.

Pada pertempuran di bekas markas tentara Jepang di Desa Lengkong tersebut, 34 taruna dan tiga perwira dari Resimen IV Tangerang gugur. Monumen yang dibangun berdampingan dengan Taman Daan Mogot itu berdiri tahun 1993 di atas lahan seluas 500 meter persegi. Pada dinding prasasti monumen terukir nama-nama taruna dan perwira yang gugur pada peristiwa pertempuran Lengkong. Sedangkan di dalam museumnya, terpampang foto-foto perjuangan para taruna militer di Indonesia berserta akademinya. Dan tidak jauh dari Taman Daan Mogot terdapat rumah adat betawi yang menarik.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu yang menetapkan peristiwa pertempuran Lengkong di Tangerang, 25 Januari 1946, sebagai Hari Bakti Taruna Akademi Militer. Hal itu dituangkan lewat Surat Telegram KSAD Nomor ST/12/2005 bertanggal 7 Januari 2005. Hal tersebut, dikarenakan peristiwa tersebut merupakan catatan sejarah AKMIL( Akademi Militer) kini berada di Magelang yang sebelumnya AMT (Akademi Tangerang)

2.TAMAN MAKAM PAHLAWAN SERIBU



Taman Makam Pahlawan Seribu terletak di Jalan Raya Puspiptek atau Jalan Raya Taman Makam Pahlawan (TMP) Seribu, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), dan tak jauh dari Komplek Pergudangan Taman Tekno di BSD City dan pasar tradisional Serpong, Jika dari arah Muncul berada disebelah kiri jalan. Dengan luas 9.835 M2. Ada 240 jenazah disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Seribu ini. Sebelumnya, Taman Makam Pahlawan Seribu ini terletak di Pertigaan Kecamatan Cisauk atau lebih dikenal Pasar Lebak Tangerang, sebagai titik pertempuran antara warga masyarakat Banten dan Belanda pada tanggal 26 Mei 1946. Pesatnya pembangunan area komersial, kemudian makam itu dipindahkan ke Jalan Raya Puspiptek.

Di monumen daftar nama-nama para pahlawan di TMP ini, terdapat 151 nama pahlawan, dan sisanya, sebanyak 87 makam tertulis sebagai Pahlawan Tak Dikenal. Adapun tambahan 2 makam ‘baru’, posisinya saling berdampingan, dan terletak di sebelah kiri monumen segitiga yang bentuknya mirip ujung senjata tombak. Kedua makam itu atas nama almarhum H E Mugni Sastradipura bin H Asnawi (wafat pada 31 Januari 2000) , seorang personil militer yang pangkat terakhirnya adalah Kolonel (purnawirawan), dan di sebelahnya persis adalah makam almarhumah Hj Ratnaningsih Mugni binti Samsuri Parta Supadma (wafat pada 7 April 2003). Makam pasangan suami istri ini, tak lain adalah merupakan makam orang tua dari Wakil Walikota Tangsel periode 2011-2016, H Benyamin Davnie.

Di atas daftar nama para pahlawan pada monumen itu tertulis kalimat: Disinilah Peristirahatan Kami Terakhir Setelah Menunaikan Dharma Bhakti Pada Tanggal 26 Mei 1946. Sementara dibawah nama-nama pahlawan tersebut dipasang prasasti peresmian TMP Seribu Serpong yang ditandatangani oleh Gubernur Jawa Barat saat itu, R. Nuriana, tertanggal 22 Agustus 1996.

Makam ini seakan menjadi saksi bisu perjuangan warga masyarakat Banten terhadap penjajahan kolonial Belanda. Seluruh makam di Taman Makam Pahlawan Seribu ini, dicat berwarna putih dan dengan ujung batu nisan lancip layaknya bambu runcing yang digunakan para pejuang dari Maja, Serpong, Rangkas Bitung dan Tenjo untuk melawan para penjajah Belanda. Ujung batu nisan dicat berwarna merah. Dua warna ini digunakan sebagai perlambang perjuangan dan kesucian niat dan hati untuk mempertahankan kemerdekaan.

Jika Anda berziarah ke Taman Makam ini, Anda akan merasakan suasana yang cukup damai, suci dan gagah karena makam ini jauh lebih terawat dan bersih. Jadi, Anda tak usah sungkan untuk berziarah ke makam ini. Karena disinilah ribuan pahlawan gugur di medan tempur. Bukankah sang proklamator Soekarno mengatakan bahwa “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah bangsanya”. Jadi, perjuangan mereka tidak hanya tercatat dalam buku sejarah.

Pahlawanku, jasamu akan selalu dikenang sepanjang zaman ...

3. TAMAN MAKAM TUMENGGUNG ARYA WANGSAKARA



(Foto : Dokumen Pribadi)


Taman Makam Tumenggung Arya Wangsakara terletak di kampung Lengkong Kyai, Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Pagedangan, Tangerang. Menurut sejarah, dulunya wilayah Tangerang, Jasinga dan Lebak adalah daerah kemaulanaan Kesultanan Banten. Arya Wangsakara adalah salah satu pahlawan pertempuran dalam melawan Belanda pada tahun 1720, sekaligus pendiri Tangerang. Arya Wangsakara melakukan penyebaran islam didaerah Lengkong Kulon ini melalui pesantren dan tempat pendidikan islam lainnya di tepian sungai Cisadane. Taman Makam Pahlawan Arya Wangsakara ini memiliki luas 3,5 hektar. Masuk dari pintu gerbang dan menuruni tangga, Anda akan melihat tugu monumen dan tiang bendera terpancang gagah dan kuat. Selain itu, ada pendopo yang berdiri kokoh. Terkadang, pendopo tersebut dijadikan sebagai tempat pameran seni kaligrafi hasil karya warga Lengkong Kulon. Proses peradaban agama islam didaerah Lengkong Kulon ini sangat pesat yang ditandai dengan banyaknya para penulis mushab Al Quran, para hafidz Al Quran dan hasil karya seni kaligrafi. Sampai saat ini, Tempat Pemakaman Pahlawan Aria Wangsakara masih dalam proses perencanaan pembangunan museum dan cagar budaya kota Tangerang.

Kelak, tempat ini akan menggoreskan proses perjalanan sejarah bangsa yang mulai terlupakan.

4. KERAMAT TAJUG SERPONG



(Foto : Dokumen Pribadi)

Bagi warga Cilenggang, Serpong, Makam Keramat Tajug adalah tempat yang penting dalam perkembangan sejarah penyebaran Islam. Karena ditempat inilah, Raden Muhammad Atief dimakamkan. Raden Muhammad Atief atau Tubagus Atief  adalah salah satu dari panglima perang Kerajaan Banten, anak dari  Sultan Ageng Tirtayasa. Beliau mendapatkan tugas untuk membantu rakyat di Tangerang tepatnya di Benteng Selatan dalam melawan penjajahan Belanda sekaligus menyiarkan agama Islam. Beliau diberi gelar Tubagus Wetan. Tubagus Atief mempersunting  Siti Almiyah wanita asli Desa Cilenggang dengan mas kawinnya Masjid Jami Al Ikhlas (dahulu Surau atau Tajug) yang sekarang masih berdiri. Dalam wasiatnya sebelum beliau wafat, beliau berpesan agar dimakamkan didalam surau atau tajug. Asal muasal Gunung Puyuh Kramat Tajug. Dahulu Surau atau Tajug yang didirikan oleh Raden Muhammad Atief (Tubagus Atief) berdiri ditanah yang datar dan dikelilingi oleh persawahan. Ketika Raden Muhammad Atief (Tubagus Atief) dimakamkan di dalam Surau ini sesuai dengan wasiatnya, sebelumnya adik beliau Ratu Ayu juga dimakamkan disini. Maka lama kelamaan tanah yang tadinya datar berubah semakin meninggi yang sekarang dikenal oleh sebagian orang sebagai Gunung Puyuh. Tidak banyak orang mengetahui hal ini selain dari anak cucu keturunan Raden Muhammad Atief atau lebih dikenal sebagai Tugabus (Tb) Atief. Luas Gunung Puyuh ini diperkirakan sekarang mencapai sekitar dua hektar. Raden Muhammad Atief (Tubagus Atief) menikah dengan Siti Almiyah memiliki empat putra yaitu :

Tubagus (Tb) Romadhon (dimakamkan di Kalipasir – Tangerang)
Tubagus (Tb) Arfah (dimakamkan di Kramat Tajug – Desa Cilenggang)
Tubagus (Tb) Raje (dimakamkan di Desa Kadubumbang – Cimanuk, Pandeglang)
Tubagus (Tb) Arja (dimakamkan di Gunung Sindur – Desa Jampang)

Untuk menjaga kelestarian dari Kramat Tajug ini telah didirikan Yayasan Tubagus Atief yang diketuai oleh H. Tubagus (Tb) Imammudin dan juga Paguyuban Keluarga Muhammad Atief yang diketuai oleh H. Tubagus (Tb) Muin Basyuni dan Sekertaris Umumnya Tubagus (Tb) Moh. Sholeh Sutisna atau lebih dikenal dengan panggilan Sos Rendra. Sampai saat ini ritual ziarah masih sering dilakukan oleh keluarga dari Kramat Tajug. Setiap minggu ketiga pada setiap bulannya H. Tubagus Imammudin yang juga Ketua dari Yayasan Tubagus Atief memimpin sekitar 300 orang dari keturunan Kramat Tajug untuk ziarah dan tahlil. Dan setiap tanggal empat belas di bulan Maulid diadakan pencucian benda-benda milik dari Raden Muhammad Atief atau Tubagus (Tb) Atief. Sampai sekarangpun masih banyak dari warga disekitar Desa Cilenggang dan masyarakat umum bahkan dari luar jawapun banyak yang datang untuk melakukan ziarah dan tirakat di Kramat Tajug.

5. KELENTENG BOEN HAY BIO
 (Foto : Dokumen Pribadi)

Kelenteng ini terletak di Jalan Pasar Lama, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan. Tepatnya didepan sekolah SMP Negeri 1 Tangerang Selatan dekat dengan pertigaan Cisauk. Jika kearah Pasar Serpong, kelenteng ini berada disebelah kanan setelah Keramat Tajug. Kelenteng ini dibangun pada tahun 1694. Kelenteng ini  merupakan salah satu kelenteng tertua di Tangerang Raya setelah kelenteng Boen San Bio dan Boen Tek Bio. Kelenteng ini dihiasi dengan ornamen khas Tiongkok dan dipintu gerbang terdapat patung kepiting raksasa.

6. OCEAN PARK BSD CITY


Ocean Park BSD City adalah wisata wahana air yang dibangun 9 Desember 2006 dengan luas 8,5 hektar dikawasan BSD City tepatnya Jl. Pahlawan Seribu CBD Area Phone : (021) 537 0009, samping Hotel Grand Zuri BSD City. Gurita raksasa merupakan ikon yang unik waterpark ini. Ocean Park  dilengkapi dengan fasilitas kolam ombak, kolam arus, pijat air terjun, Carribean River, Slide Tower, meluncur ( slide and fun ) dan wahana air lainnya. Waterpark ini memiliki kapasitas maksimum 12.000 orang. Ocean Park beroperasi Senin sampai dengan Jum’at 11.00 – 19.00 WIB, Sabtu dan Minggu mulai pukul 07.00 – 19.00 WIB.

EVENT DI TANGERANG SELATAN

PESTA RAKYAT

Event ini diadakan ketika kota Tangerang Selatan merayakan ulang tahun. Dalam event ini pemerintah mengadakan berbagai macam acara bagi masyarakat kota Tangerang Selatan, mulai dari olah raga, bazzar, lomba, hingga pertunjukan band terkenal.


 


(Foto : Dokumen Pribadi )

Semoga artikel ini bisa membantu untuk menambah wawasan pembaca mengenai Kota Tangerang Selatan dan penulis sebagai masyarakat Kota Tangerang Selatan selalu mendukung pemerintah kota agar bisa mewujudkan  Kota Tangerang Selatan yang Mandiri, Damai dan Asri.


Salam Sejahtera




0 comments:

Post a Comment